Sumbawa – Jejak Lawa Mori yang dikenal sebagai pelabuhan laut tertua di Bima, memiliki sejarah panjang sebagai jalur perdagangan utama, tidak hanya di Bima, tetapi juga di Pulau Sumbawa secara keseluruhan.
Namun, tahukah Anda bahwa nama yang sering kita dengar, “Lawa Mori,” sebenarnya bukanlah nama yang benar? Sejarawan Bima, Fahru Rizki, menyebutkan bahwa nama yang tepat adalah Lawa Mori , dengan penulisan yang sedikit berbeda. Menurut Fahru, nama ini terdiri dari dua kata dalam bahasa Mbojo (Bima), yaitu Lawa yang berarti “pintu” (serapan dari bahasa Jawa “lawang”) dan Mori yang berarti “kehidupan”. Jadi, Lawa Mori bisa diartikan sebagai “Gerbang Kehidupan” .
Makna Filosofis di Balik Nama Lawa Mori
Bagi masyarakat Bima, Lawa bukan sekadar sebuah pelabuhan. Lebih dari itu, Lawa mengusung makna filosofis yang di dalamnya, yaitu sebagai gerbang kebudayaan , perniagaan , dan peradaban . Sebagai tempat pertemuan berbagai peradaban, Lawa Mori menjadi simbol integrasi berbagai elemen masyarakat dan budaya yang ada.
Fahru Rizki menambahkan, Lawa Mori memiliki peran penting dalam sejarah sebagai gerbang pertemuan di dunia perdagangan dan kebudayaan. Bagi masyarakat Bima, pelabuhan ini bukan sekadar tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang, tetapi juga sebagai titik temu antara berbagai budaya yang berkembang di kawasan ini.

Baca Juga : Prabowo Resmikan Kantor DPD Gerindra di Banten
Pelabuhan Tertua di Pulau Sumbawa
Lawa Mori tidak hanya dikenal di kalangan masyarakat Bima, namun juga di dunia internasional, terutama dalam sejarah perdagangan. Sejarawan mencatat bahwa pelabuhan ini menjadi salah satu jalur perdagangan tertua di Pulau Sumbawa. Salah satu bukti penting adalah catatan penulis asal Portugis, Tome Pires , yang menyebutkan Lawa Mori sebagai tempat pertemuan berbagai peradaban pada masanya.
Sebagai pelabuhan yang telah berusia ratusan tahun, Lawa Mori memegang peranan penting dalam sejarah perkembangan perdagangan di kawasan timur Indonesia, yang melibatkan berbagai bangsa seperti Arab, Cina, dan Portugis.
Rencana Pembangunan Jembatan dan Jalan Penghubung
Pada tahun 2026, pemerintah daerah Bima berencana membangun jembatan dan jalan penghubung di sekitar kawasan Lawa Mori. Pembangunan ini bertujuan untuk mempermudah akses ke pelabuhan dan meningkatkan konektivitas antar daerah.